Sunday, January 10, 2016

Tidak enaknya menjadi editor video


Orang-orang yang bukan seorang editor pasti berfikiran "enak ya, kerja di ruangan AC, cuma duduk, megang mouse dan keyboard, bermandikan emas". Padahal mereka tidak tahu betapa pedihnya kerja sebagai editor.





Dituntut membuat sempurna

Editor sering dituntut untuk membuat sempurna sebuah adegan, padahal materi dari lapangannya ancur. Tapi itulah editing, yaitu "membuat sampah menjadi kerajinan yang mahal". Tidak berbeda dengan daur ulang sampah, bahkan tidak jarang crew di lapangan sengaja ngerjain editornya [kisah nyata]. mereka berfikiran "ah, bisa diakalin di editing".


Menjadi ujung tombak sebuah tayangan

Masih sama seperti diatas, tapi kali ini masalah waktu. Misalnya tayang hari rebo, hari selasa mereka baru shooting, sampe editing malem. Nah loh!! kapan ngeditnya?. Tapi itulah editing, gimana caranya besok tetep tayang tepat waktu.

Permintaan client yang macem-macem

Client merupakan raja dari sebuah project [ karna dia yang bayar ]. Ini berlaku untuk editor iklan. Mereka kadang minta efek yang macem-macem. Sebagai editor hal seperti itu sih bisa aja asal budgetnya sesuai dan materinya juga memungkinkan.

Kadang ngomel sendiri [kayak orang gila]

Ini sering terjadi ketika mendapat materi yang "ancur" dan masalah pada komputernya. Biarpun tidak ada orang lain yang denger, mereka selalu ngomel bahkan kadang membanting mouse & keyboardnya.

Tidak kecipratan jale

"Jale" itu merupakan sesuatu gift yang diberikan kepada crew dilapangan berupa uang atau barang karena telah meliput dirinya atau tempat usahanya. Nah yang sering terjadi, mereka tidak ngasih buat editor. Memang, editor tidak tahu menahu tentang gift itu, tapi terkadang kita sebagai editor suka kesel, apabila ada permintaan crew yang nyuruh mengekspos tempat usaha tersebut sedangkan editor ga kecipratan.
Jarang mandi

Ketika editor lagi mood untuk kerja, mereka sayang untuk beranjak dari tempat duduknya. Dikarenakan, kalau mereka beranjak mandi atau yang lain, mood akan hilang dan hasilnya akan susah untuk mengembalikan moodnya.

Jarang terkena sinar matahari

Kerja diruangan tertutup otomatis jerang keluar juga. Apalagi studio untuk grading color yang harus tertutup dan gelap. Di tambah begadang semaleman membuat mereka males untuk terkena sinar matahari.

Terisolasi dengan dunia luar

Ruang editing adalah ruang untuk mengolah video, dan disana terdapat beberapa alat yang tidak boleh disentuh oleh orang lain. Sehingga membuat ruangan itu sakral dan orang lain menjadi takut untuk masuk ruang editing. Hal ini tergantung dari individu masing-masing, tapi kebanyakan dari mereka punya sifat yang introvert.

Susah move-on dari pekerjaan

Jarang ditemukan seorang editor yang berhenti bekerja untuk mengambil kerjaan lain diluar editing. Kecuali gajinya 3x lipat dari editing atau membuka usaha sendiri. Bahkan crew di lapanganpun berusaha untuk belajar editing.



2 komentar:

  1. semangat tak pantang menyerah untuk para pro-editor :D

    salam dari pra-junior

    ReplyDelete